Rabu, Oktober 17, 2012

Sedari siang turun hujan, deras sekali.
Padahal sore ini jadwal saya untuk presentasi, gak bisa ditunda lagi.
Tapi tak apa, toh saya suka.
Hujan memang tak pernah membuat saya resah.

Sejuk yang menyapu panas hari ini seperti melepas penat yang terasa seharian.
Entah...saya tak ingat sejak kapan saya mulai suka saat hari hujan.
yang saya ingat, sejak saya mengidamkan payung plastik transparan, agar saya dapat melihat air turun tepat di atas kepala saya. Atau saat saya punya jas hujan putih semi transparan kesayangan saya, yang saat hujan tiba-tiba turun, saya tidak terlihat seperti burung hantu yang basah kuyup :)

Saya teringat hal yang sering saya lakukan saat di rumah, hujan memang seringkali menyuburkan kerinduan.... :)
Ketika hujan mulai datang, saya selalu duduk di dekat jendela kamar yang setengah terbuka. Spot favorit saya.
Bersiap diterpa sejuknya hawa dingin, sambil menghirup wangi tanah basah yang khas, memandangi aliran air dari sela-sela batu di taman, lalu memperhatikan ikan-ikan Nila gendut yang berebut titik hujan di permukaan kolam.
Dan semuanya saya nikmati bersama secangkir teh melati hangat di tangan,
huuumm..........sepertinya apapun yang hangat jadi nikmat saja.

well, selamat datang musim hujan, selamat menikmati hari-hari menyenangkan... :)


video klip by Roxette-Milk and Toast and Honey

Jumat, Oktober 12, 2012

Namanya Ilham.
hampir dua bulan kami jadi kawan sekelas, tapi sungguh...dia istiqomah banget jadi anak pemalu dan hemat suara. Sampai hari ini :P
Tapi kami maklum, barangkali keseriusannya sebagai anak Teknik Nuklir yang bikin dia jadi seperti itu.

Senin, Oktober 01, 2012


sumber foto dari sini

Suatu siang yang panas nan terik di dalam gerbong kereta kelas bisnis, pedagang asongan hilir mudik menjajakan dagangan mereka masing-masing pada setiap penumpang. Satu-persatu pedagang penuh semangat terus menawarkan dagangan mereka, dengan segala bentuk persuasi; bujuk dan rayu menggoda. Demikian juga para penumpang yang pantang menyerah, menolak.

Dari kursi sebelah, duduk seorang ibu yang sedari tadi cukup rajin "menjawab" tawaran para pedagang: melihat...tersenyum...tertarik...lalu membeli. Sadar perjalanan masih jauh dari tujuan, tapi para pedagang terus datang dan datang lagi. Si ibu rupanya mulai ambil sikap, berhenti membeli!
  • Pedagang 1  :  sale pisangnya, Bu... enak..
  • Ibu               :  nggak mas...
  • Pedagang 1  :  enak lho Bu, dipanggang, rasa coklat... (terus merayu)
  • Ibu               :  ........ (menggeleng)
  • Pedagang 1  :  buat oleh-oleh, Bu.. (gak mau kalah)
  • Ibu               :  nggak mas.... (kekeuh nolak, bonus senyum)
  • Pedagang 1  :  murah kok, Bu.... (maju terus, pantang mundur)
  • Ibu               :  ............(diem aja, bonusnya udah abis!)
Pedagang Sale Pisang menyerah!

Tanpa jeda, pedangan lain mulai berganti ambil kesempatan. Ada minuman, rujak, buah, gorengan, pecel, kerupuk, terasi, sandal, daster....semua ditawarkan dengan penuh perjuangan.

Tak lama terdengar sebuah percakapan antara seorang bapak pedagang lainnya (yang udah mulai capek ngeliat rekan-rekan sejawatnya teriak-teriak, tapi belum juga ada yang beli) dengan si ibu tadi (yang juga mulai capek menjawab tawaran tiap pedagang):
  • Pedagang    : Nopia....Nopiaaaaa.... Nopia isi gula meraaaaah.... Murah meriaaaaah....
  • Pedagangn menghampiri si ibu, bertanya:
  • Pedagang    :   Ibu suka Nopia?
  • Ibu              :  nggak mas...! (cool nolak, sambil senyum)
  • Pedagang    :  oh...ya sudah kalo gitu,, (melengos.... pergi)
  • Ibu         : ????? (bengong.....ngeliat pedagang yang gak ada "effort"nya ini, pasrah banget!)

*didengar penumpang lain yang kompak tertawa, sambil ikutan jawab: "saya sukanya Nopia Kolopaking, mas!"

ckckckkcckkckckckcck..............adegan lucu yang (ternyata)cukup bikin saya lupa sepersekian detik sama gerahnya hawa dalam gerbong kereta :-9