Senin, Desember 17, 2012


judulnya "Moment"
Hasil karya seorang sahabat lama...

Uuummm....kalau dilihat dari bajunya, tasnya, jadi inget jaman SMA dulu. (jangan-jangan gayaku jaman dulu kayak gini ya? :P )
Aku suka gambar ini karena ceritanya tentang hujan. Jadi semacam....represent of me, :)
Kebetulan yang pas ya, aku juga suka sekali ada di bawah titik-titik hujan.
Dengan sebuah payung transparan dan hawa dingin yang menari di sekitar tubuhku, rasanya sejuk.......dan damai.

Well, saat hujan turun, selalu ada saja ceritanya...
kalau gak bikin laper, ngantuk, yaaa....kangen!
# Oops....... (",)a

Minggu, Desember 02, 2012

episode: Obrolan (gak penting) Kami Malam Ini
Bermula dari obrolan kami sehabis makan sambil nonton TV. Setelah kami memperhatikan ternyata banyak acara TV sekarang yang inspirasinya sama kayak program-program jaman dulu. Tiba-tiba saja kami jadi ngebahas soal acara televisi apa saja yang masih kami ingat. Akhirnya jadi ternostalgia (karena gak sengaja,ehhehehe).

Coba, siapa yang masih inget program acara ini:
*quiz-quiz yang pernah populer; Family 100, Piramida, Tak Tik Boom...
*film Jepang yang pernah kami tonton jaman kecil; Oshin, Itazurana Kiss, Perfect Love, sampe serial dorama tentang seorang anchor sebuah TV kabel Jepang, Niko-Niko (entah...gak ada yang inget apa judulny :P )


Akhirnya tebak-tebakan ini berlanjut ke tema Telenovela; Mari Mar, Maria Cinta yang Hilang, Maria Mercedes, sampai Casandra
( ckckckkckckckk....jaman kapan coba ituh?)
Gak mau kalah sama serial Amerika Latin, Indonesia juga punya sinetron yang populer banget di jamannya,hohohooh. Kalo masih ada yang inget Tersanjung, Tersayang, Karmila dan .....Noktah Merah Perkawinan (nah lhoooo....inget gak? :P ).

Kalo cuma nebak sinetronnya tapi nggak nyebutin siapa bintang sinetron yang ngetop jaman itu, gak seru. Jeremy Thomas, Anjasmara, Dicky Wahyudi, .....Adam Jordan! ( jiaaaaaaaaaaahhh......masih inget aja yak? :D ) Betapa mereka digilai ibu-ibu seluruh Indonesia. (pengamatan saya sebagai anak SD jaman itu...)

Tapi yang paling mengesankan tentang adu ingatan kami adalah...kami masih ingat kalau dulu ada serial film barat yang ngetop banget. Entah tulisannya yang bener gimana, tapi kami nyebutnya Mike Geifer. Untuk sedikit membantu ingatan, itu lho...tokoh yang super pinter dengan alat-alat yang dia punya, turun dari helikopter pake seutas tali doang, bisa lolos dari ledakan besar.Sudah ingat??

Atau yang ini deh, serial Renegade. Ada yang tahu?
Sayang, yang saya inget dari film barat ini cuma motor harley davidsonnya aja. Selebihnya cuma tentang kenangan betapa ayah saya adalah salah satu penggemar film ini. Maklumlah...saya masih bocah piyik waktu itu, anak kelas 1 SD yang masih sebel semua film bule, nontonnya sambil baca teks. Males bangeeeeet! :D

Woooooow, gak nyangka betapa itu semua tayangan-tayangan jadul. Film yang pernah populer sekitar hampir 20 tahun yang lalu, dan kami masih ingat. Subhanallah...!
Atau jangan-jangan justru malah kami yang baru sadar (sekarang) kalau ternyata kami mulai menua?? ahhahhahahahahha....Oh My!

Haaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh............
Luar biasa, ternyata ingatan kami tentang program-program TV jaman dulu masih pada nempel. Sepertinya kami ini memang anak-anak tipe visual yang lebih banyak mengingat lewat pengalaman penglihatan kami.
Tapi sepersekian menit kami jadi sadar hal lain, betapa kami anak-anak yang sangat intens terpapar siaran televisi yang (mungkin) bukan sesuai usianya untuk kami tonton. Huuumm...
Waaaaaaaaaahhhh......seandainya orangtua kami semua tahu kenyataan ini, mungkin mereka akan menyesal membiarkan anaknya dididik televisi hampir seumur hidupnya :D
(pelajaran untuk kami sih sebenarnya...saat giliran jadi orangtua nanti)



#postingan yang gak penting ini.....ahahahhahahaha.

Sabtu, Desember 01, 2012


Hari itu Jogja emang lagi panas banget. Meskipun tiap sore bisa hujan deras, tapi siang-siang kayak gini matahari serasa pada nempel di kulit. Panas!
Awalnya sih iseng aja pengen ngelewatin daerah lembah UGM, kayaknya jalan daerah situ banyak pohon-pohonnya, berharap dapet asupan angin sepoi-sepoi.

Gak sengaja ngeliat mamang tukang bunga mikul dagangannya di daerah itu. Kebetulan ia sedang duduk di bawah pohon. Cuaca panas terik emang enaknya ngadem di bawah pohon (hehehehhe...)
Eh..tapi isi keranjangnya kok eye cathing banget tuh. seperti...Anggrek Bulan!

Kamis, November 15, 2012

Hai......
Akhirnya, selamat datang dalam hidupku.
Meskipun kita sudah bersama hampir selama tiga tahun, tapi kali ini aku setuju kita berteman.
Meskipun sejak mengenalmu, banyak hal berubah dalam hidupku.

Sejak kau dihari-hariku, aku harus banyak belajar tentang "melupakan".
Demimu, aku melupakan betapa sedapnya semangkuk bakso urat,
atau ibuku yang akan dengan sigap mengalihkan perhatian saat aku hanya bisa menonton orang lain menikmati durian montong.
hahahhaha...ya, aku juga jadi mulai menyingkirkan daging dan susu sapi dalam menu makananku.
well....it doesn't matter kok :)

Mungkin selama ini aku memang kurang peduli. Tak sedikitpun yang ingin aku ingat tentangmu.
Bukan karena tak penting, tapi mengabadikanmu dalam tiap catatan hidupku rasanya akan membuat aku terlihat menyedihkan. Atau tentang keegoisanku yang sempat menganggap ini seperti sebuah aib memalukan akan takdir Tuhan.

Rabu, Oktober 17, 2012

Sedari siang turun hujan, deras sekali.
Padahal sore ini jadwal saya untuk presentasi, gak bisa ditunda lagi.
Tapi tak apa, toh saya suka.
Hujan memang tak pernah membuat saya resah.

Sejuk yang menyapu panas hari ini seperti melepas penat yang terasa seharian.
Entah...saya tak ingat sejak kapan saya mulai suka saat hari hujan.
yang saya ingat, sejak saya mengidamkan payung plastik transparan, agar saya dapat melihat air turun tepat di atas kepala saya. Atau saat saya punya jas hujan putih semi transparan kesayangan saya, yang saat hujan tiba-tiba turun, saya tidak terlihat seperti burung hantu yang basah kuyup :)

Saya teringat hal yang sering saya lakukan saat di rumah, hujan memang seringkali menyuburkan kerinduan.... :)
Ketika hujan mulai datang, saya selalu duduk di dekat jendela kamar yang setengah terbuka. Spot favorit saya.
Bersiap diterpa sejuknya hawa dingin, sambil menghirup wangi tanah basah yang khas, memandangi aliran air dari sela-sela batu di taman, lalu memperhatikan ikan-ikan Nila gendut yang berebut titik hujan di permukaan kolam.
Dan semuanya saya nikmati bersama secangkir teh melati hangat di tangan,
huuumm..........sepertinya apapun yang hangat jadi nikmat saja.

well, selamat datang musim hujan, selamat menikmati hari-hari menyenangkan... :)


video klip by Roxette-Milk and Toast and Honey

Jumat, Oktober 12, 2012

Namanya Ilham.
hampir dua bulan kami jadi kawan sekelas, tapi sungguh...dia istiqomah banget jadi anak pemalu dan hemat suara. Sampai hari ini :P
Tapi kami maklum, barangkali keseriusannya sebagai anak Teknik Nuklir yang bikin dia jadi seperti itu.

Senin, Oktober 01, 2012


sumber foto dari sini

Suatu siang yang panas nan terik di dalam gerbong kereta kelas bisnis, pedagang asongan hilir mudik menjajakan dagangan mereka masing-masing pada setiap penumpang. Satu-persatu pedagang penuh semangat terus menawarkan dagangan mereka, dengan segala bentuk persuasi; bujuk dan rayu menggoda. Demikian juga para penumpang yang pantang menyerah, menolak.

Dari kursi sebelah, duduk seorang ibu yang sedari tadi cukup rajin "menjawab" tawaran para pedagang: melihat...tersenyum...tertarik...lalu membeli. Sadar perjalanan masih jauh dari tujuan, tapi para pedagang terus datang dan datang lagi. Si ibu rupanya mulai ambil sikap, berhenti membeli!
  • Pedagang 1  :  sale pisangnya, Bu... enak..
  • Ibu               :  nggak mas...
  • Pedagang 1  :  enak lho Bu, dipanggang, rasa coklat... (terus merayu)
  • Ibu               :  ........ (menggeleng)
  • Pedagang 1  :  buat oleh-oleh, Bu.. (gak mau kalah)
  • Ibu               :  nggak mas.... (kekeuh nolak, bonus senyum)
  • Pedagang 1  :  murah kok, Bu.... (maju terus, pantang mundur)
  • Ibu               :  ............(diem aja, bonusnya udah abis!)
Pedagang Sale Pisang menyerah!

Tanpa jeda, pedangan lain mulai berganti ambil kesempatan. Ada minuman, rujak, buah, gorengan, pecel, kerupuk, terasi, sandal, daster....semua ditawarkan dengan penuh perjuangan.

Tak lama terdengar sebuah percakapan antara seorang bapak pedagang lainnya (yang udah mulai capek ngeliat rekan-rekan sejawatnya teriak-teriak, tapi belum juga ada yang beli) dengan si ibu tadi (yang juga mulai capek menjawab tawaran tiap pedagang):
  • Pedagang    : Nopia....Nopiaaaaa.... Nopia isi gula meraaaaah.... Murah meriaaaaah....
  • Pedagangn menghampiri si ibu, bertanya:
  • Pedagang    :   Ibu suka Nopia?
  • Ibu              :  nggak mas...! (cool nolak, sambil senyum)
  • Pedagang    :  oh...ya sudah kalo gitu,, (melengos.... pergi)
  • Ibu         : ????? (bengong.....ngeliat pedagang yang gak ada "effort"nya ini, pasrah banget!)

*didengar penumpang lain yang kompak tertawa, sambil ikutan jawab: "saya sukanya Nopia Kolopaking, mas!"

ckckckkcckkckckckcck..............adegan lucu yang (ternyata)cukup bikin saya lupa sepersekian detik sama gerahnya hawa dalam gerbong kereta :-9

Sabtu, September 22, 2012

(sumber: merdeka.com)

Adakah di antara kalian yang sangat amat bercita-cita menjadi seorang jurnalis?

Barangkali banyak diantara kita (termasuk saya) membayangkan bahwa menjadi jurnalis itu pasti menyenangkan. Bebas meliput dengan berbekal indentitas Pers, bisa mewawancarai tokoh-tokoh terkenal, bahkan bisa jalan-jalan gratis untuk liputan plus dapat uang.
ya kaaaaan...? :))

Tapi pernahkah kalian membayangkan kondisi sebaliknya?
apa yang ada di benakmu ketika kamu harus ditugaskan ke daerah konflik?
jlegggerrrrrrrr.........shock kah??
menolak?
atau pasrah?

Senin, September 10, 2012

Sebulanan ini niat menulis numpuk di kepala. Rasanya pengen cerita ini...cerita itu...banyak. Tapi lagi-lagi semua cuma bisa transit dihalaman draft. Gak ada yang terposting. Rasanya emang lebih mudah cerita pake mulut daripada pake tangan,,ehehhehe.

So, jadilah postingan ini yang muncul duluan setelah sebulan terhibernasi... ^,^
Videonya Lastchild feat. Giselle ~ Seluruh Nafas Ini.
Ungkapan perasaan yang tidak tertulis? uuumm...mungkin, tapi gak juga sih.
Yaaahhh...entahlah, intinya sih karena sedang suka lagu ini.
that's all deh...




Sabtu, Agustus 18, 2012

"Engkaulah yang paling aku cinta di dunia ini, diatas apapun!"
Ya, aku ingat aku pernah bersaksi seperti itu. Dan aku sungguh-sungguh tentang isi hatiku.

sebuah kejutan datang, saat aku merasa ada yang hilang,
dan aku yakin benar itu pasti dari kekasihku.
Rasanya seperti cintaku yang terbalas, aku dapat apa yang ku inginkan.

berjalannya waktu...
aku masih mencintaiMu,, aku juga cinta kejutanMu.

Namun saksi cintaku ternyata tak selamanya membara...
sungguh ku akui betapa lemahnya cintaku, aku terlanjur terlalu cinta hadiahMu.
dan Kau...kekasihku, entah sedang kutinggalkan dimana.

Aku yang pernah bersaksi cinta setulus hati...
harusnya sadar,, jika hadiah itu bisa membuatku semakin mengingatMu, maka aku boleh semakin menjaganya.
jika hadiah itu membuatku menduakanMu, maka aku harus berpikir untuk tak lebih mengutamakannya.
dan jika hadiah itu membawaku jauh dan mengabaikanMu, maka akupun harus rela untuk tak tetap menyimpannya.

Demi saksi cintaku ini, aku kembali...
Ku ikhlaskan semua tersimpan tak kusentuh, hingga Kau benar-benar ridho dan membolehkanku memilikinya lagi,
suatu hari nanti......

Senin, Agustus 13, 2012

episode: Dibuang Sayang...

kisah 1:
seperti biasa...aku selalu nyisihin waktu buat inspeksi ke kamar temen-temen kostku, ceritanya sih sekedar buat membuka ruang sosial (jiah...bahasanya!).
hari ini giliran kamarnya Dian, tetangga depan kamarku. Udah seminggu ini dia betah banget ngerem di kamar. Khawatir dia lagi hibernasi, akhirnya aku sambangin kamarnya. Oooohh....ternyata dia lagi ngerjain proyek bikin buku. Ajib daaaaaaaaahhh....!
Tapi begitu masuk aku baru nyadar juga, ni kamar berantakan bener sih? betah amat dia kamarnya amburadul begini. Baru lima menit aku di situ, mataku berasa capek ngeliatin segala barang campur aduk jadi satu di lantai.
Aku: Yan, mbok kamarmu diberesin dulu lah...kan kalo bersih kamu jadi nyaman mau ngerjain tulisanmu!
Dian: Aduh Ndah......justru kalo kamarku bersih aku jagi gak semangat berkarya. Lihatlah gimana kemaren waktu kamarku habis kuberesin? aku malah jadi males mau ngapa-ngapain, kerjaanku cuma tidar-tidur doang kan?
Aku: nnggg.................iya sih,, #pasrahhhhh.....
Yaaaaaahhhhhhhh......akhirnya aku (dan anak-anak in the kost lain) harus sabar nerima kenyataan kalo kamar kawan kami yang satu ini emang gak boleh bersih! (eheheheheh... :P )


Kisah 2:

Sore itu, anak-anak in the kost pada keroyokan di dapur, masak buat buka puasa nih!
Hari ini giliran si Dian yang masak. Muti, ngambil bagian cuci piring, dan aku? bagian ngasi semangat! (jjiiiiiiaaaaaaaahhh....... :P )
Kali ini kita selamet, soalnya Dian nggak mau masak masakan andalan (Sup Tahu, red. :P),, tapi dia mau masak menu berbeda, Tumis Bayam, Ikan Asin Goreng, ama Tahu Katsu..........(huuummm....yummy,,eheheheh).
Seperti biasa, aksi masaknya selalu all out (alias, bahan-bahan yang ada di kulkas dikeluarin semua).
Lagi asik bikin adonan bumbu buat Tahu Katsu-nya sambil ngobrol-ngobrol, tiba-tiba ada satu bumbu yang dia ambil dari botol kecil trus di tuang ke dalem mangkuk adonan.
"Astaghfirullah...!", teriaknya. Aku jadi berhenti ngasi semangat, kaget. "Kenapa??", tanyaku.
Ternyata setengah dari isi botol itu numpah ke adonan. Tapi gak cuma sampai disitu, karena parahnya,, setelah dia perhatiin dengan cermat, isi botol yang dikira lada ternyata isinya makanan ikan.
#eGUBRAKdaaaaaaaaaaahh.............



Rabu, Agustus 01, 2012

episode: Keluarga Baru

sudah dua hari in the kost punya keluarga baru.
teman sekamar saya,, bertiga!
huuummm.........gak apa deh, emang aku yang mau berbagi kamar bersama, tapi sayang gak bisa diajak share bayar uang kosan!ehehehehe.


oya, yang kenalan ini baru satu, yg satunya masih malu-malu!

well, saya akhirnya didapuk sebagai ibu angkat buat mereka,, berhubung ibu aslinya (bukan ibu biologis ya...) gak mau melihara.
hhuuuumm....memang, jaman sekarang banyak orangtua yang menelantarkan anaknya! (#jiiiiaaaaaaaaaaahhhhhh........disama-samain,, :P )

dan berkat mereka (jony dan jeny), ritualku nambah.
bersihin kolamnya, nyikatin badannya tiap ganti air, ngasi makan tiga kali sehari, plus ngajak sunbath!
#buset dah...empunya aja jarang banget sunbath,, kalo gak lagi njemur pakaian!

Anyway......
selamat bergabung dalam komunitas kami, in the kost!
dan harap besarkan hati  (dan kuatkan fisik) kalian saat kami lagi jail pengen main bareng, dan gak sengaja kalian jatoh kesana-kemari,, ehehhehehe....

Senin, Juli 23, 2012

Beberapa bulan terakhir, rumah tempat saya dulu tinggal kini dipenuhi dengan anak-anak. Mereka semua adalah para santri yang sedang belajar menghafal Al Quran. Hampir semua adalah anak usia sekolah dasar.

Setiap kali saya datang berkunjung, keceriaaan tak pernah lepas dari wajah mereka.
Terkesan melihat semangat mengaji mereka yang tak pernah padam, kerap kali membuat saya tertampar sendiri. Mereka anak-anak hebat!

Kepada saya, tak jarang mereka memberitahu hasil pelajaran di sekolah, meminta saya memberi nilai pada gambar-gambar buatan mereka, atau sekedar menunjukkan kebanggaan mereka pada hasil karya yang dibuatnya.
Semua itu membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya.

Anak-anak memang selalu punya keceriaan yang tulus, kesenangan yang amat, dan semangat juang yang besar.
Lihatlah anak kecil yang tak pernah kapok ketika tiba-tiba mereka jatuh tersandung saat asik berlari. Meski terluka dimana-mana, sakit, tapi mereka tetap akan berlari lagi.

Ya, masa kanak-kanak adalah masa dimana seseorang menjadi individu TERBERANI selama hidupnya. Itulah masa dimana mimpi-mimpi dibangun setinggi-tingginya tanpa ada ragu, takut, atau merasa tak mampu menggapai.

Dan kita...
Mengapa tidak, kita nyalakan terus mimpi, semangat, senyum mereka dengan cara mengapresiasi setiap karya apapun yang mereka hasilkan.
itulah salah satu cara menghebatkan mereka agar kelak menjadi insan-insan yang bersemangat menghebatkan negerinya.

Selamat Hari Anak Nasional, adik-adikku...
teruslah bersinar dan menjadi penerang negeri ini.......! ^-^

sumber: indonesiamengajar.org

Selasa, Juni 19, 2012

Seharusnya pagi ini akan menjadi hari yang mendebarkan sekaligus exciting buat saya. Mendapat undangan seleksi lanjutan pada sebuah program bergengsi, sama sekali gak pernah saya duga sebelumnya. Bisa menjadi bagian dari 150 anak yang terpilih dari 1500an pelamar, adalah suatu hal yang mengejutkan!
Seperti mimpi rasanya...

Tapi rupanya mimpi saya memang tinggal mimpi. Ada hal lain yang jauh lebih berkuasa atas mimpi itu selain doa dan ikhtiar saya.  Restu orangtua.
Ya, takdir Allah lah yang akhirnya menentukan segala usaha. Melalui restu orangtua yang tidak saya dapatkan, Allah sepertinya sedang mengarahkan jalan hidup saya. Saya sadar betul, restu ayah dan ibu adalah restu Allah juga.

Meski sempat mengurai sedikit air mata (~sekedar melepas perih), disaat yang sama kawan saya berkata, "menangis saja, tak apa. Ini mungkin memang boleh kau tangisi. Tapi tak perlu terlalu sedih, karena mungkin setelah ini sebenarnya sedang Allah siapkan rencana yang lebih indah untuk hidupmu." Sambil bercanda Ia menenangkan lagi, "siapa tahu memang tidak dilamar pekerjaan, karena mau dilamar orang!"
Meledak tawa saya seketika, "aamiin....!", dalam hati. ^^

Ya, banyak jalan menuju Roma, banyak cara menuai pahala.
saya ikhlas dengan semua yang menjadi keputusanNya.
saya hanya perlu menjadi sebaik-baiknya pribadi, demi ridho Illahi...

lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh...
tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah...


Bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya, di depan dan di belakangnya, mereka menjaganya dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-sekali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. Ar Ra'd : 11)


Minggu, Juni 17, 2012

" bagaimana aku bisa mencinta jika aku takut terjatuh di dalamnya?
tapi itu dulu....hingga beberapa saat lalu.
kini, aku belajar untuk lebih berani,
terjatuh lagi.

Tapi apa mungkin aku yang salah?
terlalu mudah jatuh,
hingga lupa bagaiman cara tuk berdiri... "




"Falling Into You"

And in your eyes I see ribbons of color
I see us inside of each other
I feel my unconscious merge with yours
And I hear a voice say, "What's his is hers"

I'm falling into you
This dream could come true
And it feels so good falling into you

I was afraid to let you in here
Now I have learned love can't be made in fear
The walls begin to tumble down
And I can't even see the ground

I'm falling into you
This dream could come true
And it feels so good falling into you

Falling like a leaf, falling like a star
Finding a belief, falling where you are

Catch me, don't let me drop!
Love me, don't ever stop!

So close your eyes and let me kiss you
And while you sleep I will miss you

I'm falling into you
This dream could come true
And it feels so good falling into you

Falling like a leaf, falling like a star
Finding a belief, falling where you are

Falling into you
Falling into you
Falling into you

Jumat, Juni 15, 2012


Malam tadi, dalam perjalanan pulang ke kost, di simpang traffict light aku lihat sekumpulan anak jalanan sedang bercengkrama. Seorang anak kecil (mungkin usianya sekitar 7 atau 8 tahunan) bersama dengan beberapa orang dewasa. Sambil menunggu lampu hijau menyala, lama aku pandangi mereka, terlebih pada bocah itu.
Kuperhatikan bagaimana dia bercanda..., sikapnya..., ia memaki, berteriak, memukul, sebagaimana juga menggambarkan beginilah kerasnya hidup mereka.
Aku jadi penasaran, seperti apa keadaan keluarganya ya...?

Pemandangan malam tadi tiba-tiba melesatkan ingatanku pada sosok Linda dan Bayu.
Dua kakak beradik yatim piatu yang kini berada dalam asuhan sepupuku.
Jangan buru-buru membayangkan mereka anak yatim piatu dari panti asuhan seperti dalam sinetron kita. Mereka tidak penakut, mereka bukan pendiam, tidak pula malu-malu.
Ya, Linda dan Bayu adalah anak yang tumbuh dari kerasnya kehidupan jalanan.

Cinta...!
Mungkin inilah yang hilang dari mereka. Ketiadaan ayah dan bunda membuat mereka tak terlalu mengenal kasih sayang. Keras kehidupan mereka menjadikannya tak mengerti tata krama.

Hari pertama mereka menjadi bagian dari keluarga, kesan yang tertangkap, "liar!"
Berteriak, itu jadi pemandangan biasa di rumah kami,
Merajuk, pun jadi hal yang harus kami maklumi.

Namun di balik keterkejutan kami akan sikap mereka, membawa kami jadi lebih tahu bagaimana jalanan mengkonstruksi kehidupannya. Pasti sangat sulit menjadi seperti Linda dan Bayu, batinku.
Bagaimana si kakak, Linda, di saat ia seharusnya merasakan serunya menjadi siswa sekolah menengah, justru malah harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga tanpa diupah. Dan si kecil Bayu, harus ikut-ikutan berkeliaran di jalanan.

Kini, hampir setengah tahun mereka hidup bersama kami.
Setiap kali aku datang menjenguk, selalu Linda yang pertama kali menyambut.
Mencium punggung tanganku, lalu menggandengku sambil bertanya manja, "mbak bawa oleh-oleh apa?", serasa punya seorang adik kecil saja,, :)
Seperti ada angin segar yang masuk dalam dada, bahagia.

Linda dan Bayu yang suka marah-marah, kini sudah mulai pintar mengaji.
Linda dan Bayu yang selalu berteriak-teriak, kini mulai bisa membaca dan menulis.
Linda dan Bayu yang liar itu, kini mulai mengerti bersopan santun.

Semoga ada lebih banyak Linda dan Bayu lainnya yang mendapat perhatian, karena setiap anak punya hak yang sama untuk merasakan rasa cinta keluarga... :)

Sabtu, Juni 09, 2012


http://www.flickr.com/photos/raynaldk/6828836698/sizes/z/in/photostream/
lama gak ngerasain hawa yang kayak gini,
malam...dingin...dan hujan!
damai sekali.

suasana yang pas saat raga ingin melepas lelah
lampu yang temaram...selimut tebal...dan sapaan selamat malam.

semoga esok jadi hari yang lebih hebat,
otsukare sama....




Jumat, Juni 01, 2012

sumber foto: www.soulcande.com
 Siapa masih ingat urutan evolusi manusia? Yups, mulai dari Phitecantropus Erectus (yang katanya mbah Darwin ini jenis manusia paling purba yang nenek moyangnya adalah Kera - meski saya juga g percaya!) sampai jenis manusia yang bisa dibilang sudah sempurna, si manusia modern, Homo Sapien. Tapi, apa benar jenis homo ini adalah jenis terakhir yang diketemukan?

Jawabannya, BUKAN! Ada jenis manusia “terbaru” yang ditemukan. Homo Semioticus. Penasaran jenis manusia seperti apakah ini? Tenang…tenang, jangan resah dan gelisah dulu. Jenis ini tidak ditandai dengan ciri fisik yang aneh-aneh kayak jenis manusia purba yang pernah ditemui sebelumnya kok, so…jangan khawatir. Trus, manusia macam apa yang termasuk keturunan Homo Semioticus?

Sejauh ini yang sudah terdeteksi sebagai Homo semioticus adalah para wasit sepak bola, termasuk juga para pemain bolanya dan para penggemarnya (*hayoooo…hehehe). Belakangan jenis Homo Semioticus ternyata juga bisa ditandai pada orang yang peragu, pemalu, atau perayu, lho… Kok bisa? Nih....coba di cek ciri-ciri Homo Semioticus di bawah ini,
• suka ngelempar koin buat nentuin siapa yang duluan main,
• suka menghitung kancing baju sebelum menjawab soal multiple choice,
• hobi metikin helai-helai bunga sebelum nyatain cinta (*diterima… enggak.. diterima … enggak diterima…???...),
• doyan ngasi bunga ke ceweknya kalo mau minta maaf,
• atau kamu senang menggunakan ‘simbol-simbol’ lainnya untuk mengungkapkan sesuatu.

Nah, apakah kamu termasuk orang-orang yang punya kebiasaan seperti di atas? Kalo iya, selamat! Anda terdeteksi sebagai jenis manusia terbaru, Homo Semoiticus. Tapi kalo bukan, hmmm…silahkan menunggu temuan jenis manusia terbaru berikutnya!hehehe…

Inspired by: para Empu Semiotika

Rabu, Mei 09, 2012


sumber: seangallo.com
Saya diberi pertanyaan, "bagaimana cara menghabiskan seekor gajah sendirian?"
saya mulai berpikir; akan saya sembelih dulu, lalu dipotong menjadi bagian-bagian kecil, lalu masukkan ke kulkas biar awet, jika datang rasa bosan karena terlalu sering memakannya tinggal diolah jadi sate gajah, tongseng gajah, kari gajah, atau...gajah gepuk!hehehehe.
(imajinasi saya... ^^)

5 menit saya dan kawan-kawan diberi waktu untuk berpikir dan mengemukakan jawaban. Kemudian sang penanya memberi bocoran mengapa kami diberi pertanyaan aneh macam itu.

Rupanya, sang psikolog ini ingin kami memiliki pemikiran yang sama ketika kami tengah menghadapi sebuah persoalan, beliau menyebutnya Swiss Cheese Approach.
Ya, beliau tidak mengajarkan kami melahap mentah-mentah sebuah masalah besar, namun membaginya menjadi bagian-bagian kecil sesuai prioritas. Lalu mulailah pecahkan satu-persatu.

Ini adalah sekelumit materi training tentang Self Management yang saya ikuti.
Memanajeri diri sendiri ternyata tidak lebih mudah dari mengatur orang lain. Dibutuhkan kedisiplinan tinggi untuk bisa patuh pada peraturan yang kita buat sendiri. Sebab tidak ada pengawasan orang lain.

Ilmu yang bisa dipetik dari contoh kasus di atas, hal yang berat akan menjadi ringan apabila kita menyelesaikannya sedikit demi sedikit secara konsisten. begitupun masalah yang kecil seketika bisa menjadi besar apabila kita selalu menundanya hingga terjepit dibatas waktu.
Dan lagi-lagi, kemampuan untuk mengoptimalkan multitasking dalam diri kita kembali dibutuhkan. 


Dalam menerapkan self management, ada beberapa tips yang bisa diikuti:

1. mulailah dengan membiasakan diri untuk membuat jadwal kegiatan harian. Dan tentu saja, patuhi jadwal tersebut. Do what you write, and write what you do!

2. Review setiap rencana yang sudah dituliskan. Mana yang perlu ada penyesuaian atau ada yang belum dikerjakan.
  
3. Improvement. Jika terjadi sesuatu yang mendesak (diluar rencana), fleksibellah untuk melakukan improvisasi. Tapi ingat, fokuslah pada skala prioritas!

Hal menarik lain yang harus diingat saat dihadapkan dengan sebuah masalah:  

- See the bigger picture. Lakukan pengamatan secara menyeluruh dan analisa terhadap sebuah permasalahan.

- Perhatikan SOP. Setiap masalah selalu ada jalan keluarnya. Perhatikan jalan-jalan mana saja yang bisa ditempuh untuk sampai kepada solusi.

- Relax. Meskipun masalah itu sulit, tak perlu juga harus ditanggapi dengan pikiran ruwet. Menghadapinya dengan santai sudah merupakan solusi awal untuk tidak menjadikan diri kita sebagai penambah masalah.

- Work Smart! Dimanapun, kreativitas itu ternyata dibutuhkan. Termasuk dalam memecahkan sebuah masalah.


(* Hasil materi Self Management Training, bersama Rudi Widiyanto,Psi. )

Rabu, Mei 02, 2012

Berawal dari pengalaman saya sewaktu masih duduk dibangku sekolah, saya pernah mengalami bagaimana rasanya sebuah kesenjangan pendidikan. Sebagai seorang siswa sekolah dasar pindahan dari Bali, dengan kualitas pendidikan yang baik, ke sebuah daerah kecil di ujung timur Nusa Tenggara Barat, di mana bahasa pengantar mengajar saja masih menggunakan bahasa daerah.

Di Bima, daerah tempat saya akhirnya belajar, saya mengalami bagaimana minimnya fasilitas pendidikan di sana. Bahan-bahan ajar yang terbatas, hingga kondisi ruang belajar yang tidak nyaman. Saya pun pernah mengalaminya. Bagaimana belajar dalam ruang kelas yang gelap, dengan langit-langit ruangan yang bocor dan rusak, dinding kelas yang langsung bergetar saat seorang dari kami bersandar, hingga pengalaman bagaimana salah satu ruang belajar kami ambruk karena atap yang sudah rapuh dimakan usia.

Sebanyak itu pengalaman yang saya kumpulkan tentang kondisi belajar di daerah saya. Meski ingin rasanya saya katakan bahwa kualitas pengajar di tempat kami jauh dari keterbatasan, namun sayangnya hal ini pun menjadi masalah yang nyatanya tak mudah dipecahkan. Seingat saya, kala itu tidak banyak pengajar yang serius mendedikasikan dirinya untuk ilmu. Saya sama sekali tidak ingin menghakimi siapapun, termasuk pendidik-pendidik yang selama ini sudah berjasa atas isi kepala saya. Namun saya juga tak mampu berbohong jika ada rasa sedih saat menemukan ada pendidik yang seakan mengajar kami sekedar untuk melunasi kewajiban mengajar sesuai jam yang ditetapkan. Atau mereka yang seringkali meminta kami hanya mencatat sepanjang jam pelajaran, yang materinya jelas-jelas ada di buku teks yang kami miliki.

Saya sadar, itu juga bagian dari ilmu. Tapi bukankah waktu belajar yang singkat di sekolah akan jauh lebih bermakna jika diisi dengan proses transfer ilmu yang maksimal juga? Yang belum tentu bisa kami perolah hanya dengan menbaca buku teks pelajaran? Bukankah disitulah pentingnya peran sebagai pendidik? Ya, mungkin ini terdengar seperti sebuah curahan hati. Tapi ini nyata.

Masih membekas dalam hati ini, bagaimana guru saya memberikan selembar kertas berisi jawaban soal-soal ujian nasional pada kawan-kawan sekelas, termasuk saya. Saat itu pula saya merasa perjuangan belajar selama ini seperti sia-sia. Kompetisi keilmuan itu seketika berubah bak belajar kelompok, atau mencontek massal tepatnya. Sakit hati, tentu saja.

Saya pikir, ini hanya masalah percaya diri. Kekurangseriusan mereka dalam mendidik membawa sebuah kekhawatiran akan nilai ujian akhir kami. Barangkali benar jika sarana penunjang pendidikan di sekolah saya tidak sebaik sekolah-sekolah di perkotaan. Namun saya yakin, semangat belajar kami pasti sama. Tinggal bagaimana para pendidik bersedia mencurahkan seluruh kemampuan, keilmuan, dan semangat untuk mendedikasikan diri sebaik-baiknya.

Saya ingin bercermin pada sebagian guru-guru saya saat SMA yang dengan sepenuh hati bertekad memandaikan kami. Tanpa kenal lelah, tanpa pamrih. Mengajar dengan senang hati. Dan entah ini kebetulah atau memang sebuah keniscayaan, sebagian besar mereka adalah guru-guru yang datang dari pulau Jawa. Guru yang terdidik dari pengalaman belajar khas daerah dengan mutu yang jauh lebih baik. Meski tidak salah, kota besar memang mampu membuka wawasan seseorang menjadi semakin luas. Namun saya yakin, ini bukan semata masalah dimana mereka dulu mengenyam pendidikan, ini tentang kemauan mendedikasikan diri untuk ilmu. Semua orang pasti bisa.

Dengan adanya pengajar yang sepenuh hati mendidik, saya yakin akan ada banyak siswa yang sepenuh hati belajar. Setiap hari memupuk cita-cita. Sekuat tenaga pula menggapainya.
Pengalaman-pengalaman itulah yang membuat saya menanam sebuah harapan untuk bisa membuat anak-anak di daerah ini kembali percaya diri dan berani bermimpi. Bahwa mereka pun bisa dan layak mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang tidak kalah dengan siswa-siswi di perkotaan.

Selasa, Mei 01, 2012


Sambil ngerjain rajutan di kamar, sayup-sayup aku denger temen sebelah kamarku nyanyi dari kamar mandi.

"...you, put a smile in my face,
you, give color in my life,
you are my rainbow,
you are my rainbow,
you are my rainbow..."
 
lagunya bagus, pikirku.

Nggak berapa lama, temanku yang lain yang sedari tadi duduk di sebelahku juga ikut nyanyi, lagu yang sama.
akhirnya aku jadi penasaran, sebenernya ini lagu siapa sih?
Dengan santai temenku ini jawab, "itu lagu ciptaannya, lagu dia buat pacarnya"

" Haaahhh...???
serius tuh? ", aku kaget,,
Awalnya sih aku cuma ketawa, rasanya kocak aja dan gak percaya.
Tapi lama-lama, idenya unik juga.
that's amaze!

Mungkin untuk sebagian orang, lelaki yang mencipta lagu untuk kekasihnya, itu udah bukan hal yang menakjubkan, (meskipun gak pernah dipungkiri hal kayak gitu selalu ampuh bikin hati wanitanya lumer, :) ).
Tapi untuk seorang wanita, yang (apalagi) gak hidup dilingkungan musik,, bukankah ini langka?
(yaaaa...atau mungkin aku aja yang berlebihan, tapi swear.....aku belum pernah nemu temen yang kayak gini :)

Temen sebelah kamarku,,
masih saja terus bernyanyi, 
untuk sang pelangi,
dengan penuh penghayatan, 
sepenuh cintanya...

 "...you, put a smile in my face,
you, give color in my life........"
 

trus dia teriak kenceng, " ayo semuanyaaaaaaa.....!"

kami yang di dalam kamar kompak,, 
" you are my rainbow,
you are my rainbow,
you are my rainbow..."
dan kamipun terbahak bersama... :D

Jumat, April 27, 2012

Hari ini jadi pelajaran buat saya untuk nginget dulu lantai berapa yang mau saya tuju sebelum masuk ke dalam lift. Biar gak ada kejadian kayak tadi siang. Gara-gara ada barang yang lupa terbeli di lantai atas,jadi terpaksa harus naik lagi. Awalnya karena jaim (jaga image, red.) ama satpam yang berdiri deket eskalator, jadi saya rada tengsin aja mau mondar-mandir lewat situ. akhirnya saya putuskan menuju lantai atas departement store dengan lift saja. 

Begitu nyampe depan lift, tiba-tiba pintunya sudah terbuka. sepertinya sebelum saya sampai sana sudah ada orang yang mencet tombol pintunya. sebelumnya saya sempet merhatiin dulu orang-orang yang ada di dalam, seorang bapak-bapak bersama beberapa siswi SMA, sepertinya mereka guru dan murid. Yah...whatever, yang penting buat saya mereka tujuannya juga ke lantai atas. 
Tanpa ba..bi..bu..saya masuk. 

Nah...parahnya saya lupa lantai berapa yang mau saya tuju, lantai 2 atau lantai 3. Berhubung pintu lift sudah tertutup, asal aja mencet tombol 2. Dan rupanya saya salah pencet, harusnya yang ditekan itu tombol lantai 3.
Buru-buru saya mau mencet tombol lagi, malangny saya pintu lift lantai 2 keburu kebuka. semua orang di dalam merhatiin, kenapa saya gak keluar ya?,, saya tebak sih mereka pikirannya kayak gitu. Sambil senyum aja, saya pencet lagi tombol 3. Lift naik lagi.

Eeehhh.......dasar apes, bapak-bapak yang sedari tadi berdiri di samping saya langsung nyeletuk, "masih baru ya mbak?" (pertama kali naik lift? *saya perjelas deh!)
#Gubrak.........!!! Rasanya kayak habis nari-nari pom-pom sendirian pake kostum badut,, tengsin gilaaaaaa....!

Reaksi saya? shock sambil senyum dan kata yang keluar cuma "saya lupa harusnya ke lantai 3"
(*gak pengen klarifikasi macem-macem, biar gak makin tengsin deh!)
Dan anak-anak SMA yang ikut juga di dalamnya cuma pada diem sambil khusuk nyesep teh gelas mereka, tapi sialnya matanya istiqomah ngeliatin saya semua!

Perfect...!! # my head's talk
*kalau tau kejadiannya bakal kayak gini, saya mending milih mondar-mandir kayak setrikaan depan satpam deh...

Setelah itu saya sudah tau kalo gak usah pake mikir juga , begitu lift kebuka di lantai 3, saya langsung ngacir!

Jumat, April 20, 2012


Vanilla Twilight
  by: Owl City

The stars lean down to kiss you
And I lie awake I miss you
Pour me a heavy dose of atmosphere
Cause I’ll doze off safe and soundly
But I’ll miss your arms around me
I’ll send a postcard to you dear
Cause I wish you were here

I watch the night turn light blue,
But it’s not the same without you
Because it takes two to whisper quietly
The silence isn’t so bad
Till I look at my hands and feel sad
Cause the spaces between my fingers
Are right where yours fit perfectly

I’ll find repose in new way
Though I haven’t slept in two days
Cause cold nostalgia chills me to the bone
But drenched in Vanilla twilight
I’ll sit on the front porch all night
Waist deep in thought because when I think of you
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone

As many times as I blink I’ll think of you… tonight
I’ll think of you tonight

When violet eyes get brighter
And heavy wings grow lighter
I’ll taste the sky and feel alive again
And I’ll forget the world that I knew
But I swear I won’t forget you
Oh if my voice could reach back through the past
I’d whisper in your ear
Oh darling I wish you were here

tiap kali dengerin Vanilla Twilight serasa ngecharge hati, (#duileeee... ^^ )
sekali nyanyi, kayak nambah satu baterai.
Padahal kalau didengerin lagi, lagu ini justru lagi nyeritain seseorang yang sedang kasmaran, dan lagi kangen sama pujaan hatinya. (dan saya? lagu ini justru gak match ma suasana hati,heheheheh).

tapi tetep aja, lagu ini sudah menyihir saya.
bukan karena ingin ikut bisa merindukan seseorang juga, tapi saya seolah menjadi "yang dirindukan!" (#eeaaaaaaa.... :D )
entah sudah berapa puluh kali Owl City kupaksa nyanyi tiap harinya,
dan iya, sepertinya lagu ini bikin saya kembali punya cinta lagi yang cukup untuk bisa saya sebarkan kesiapa saja ^_^

Minggu, April 15, 2012

Malam ini, kos-kosanku lebih ramai dari biasanya.
Bukan karena kebiasaan kami ngumpul sambil bertukar cerita. Juga bukan karena kelakar kami yang kadang suka gak kira-kira :).
Malam ini, teman-temanku sedang asik bernyanyi.
mendendangkan lagu-lagu daerah yang mereka bisa.
seru sekali.

Aku tebak, ini akibat persiapan Seleksi Pertukaran Pelajar Antarnegara yang diikuti salah seorang kawanku, beberapa hari lalu.

Ndengerin suara merdu mereka dalam lagu-lagu daerah, serasa kembali ke hari-hari jadi panitia konser Folk Song dulu.
Rasanya seperti tamasya keliling Indonesia. Membangkitkan kecintaan akan kearifan lokal tiap suku bangsanya,,seketika! hehehehhe....

Huumm...setidaknya, berkat persiapan seleksi itu, kami jadi kompak membanggakan negeri, melupakan sejenak soal korupsi dan kacaunya negara akhir-akhir ini.

Jumat, April 06, 2012

Terhitung 6 hari sudah saya di sini lagi, Jogjakarta.
Meski ini bukan jadi pengalaman pertama saya berada disini.
Sempat 6 tahun menjadi satu dari ribuan warga Jogja, membuat saya hafal betul lekuk kota ini.
Tapi tetap saja, berada disini selalu membuat saya tidak pernah berpikir untuk pergi.
Dan walaupun itu pernah terjadi, selalu ada tekad untuk kembali.
Jogja terlalu nyaman untuk ditinggalkan, entah kenapa... :)

6 hari yang lalu, saat saya kembali berada di sini, rasanya beda banget. Meski saya masih dengan membawa koper yang sama, tapi rasanya saya jauh lebih bersemangat dari 6 tahun yang lalu. Kembali datang, dengan lebih banyak keinginan, lebih banyak semangat, lebih banyak cita-cita.

Dan sejauh 6 hari saya di sini, akhirnya merasakan dunia baru. Kamar baru, teman-teman baru, dan...suasana baru. ya, inilah kali pertama saya menjadi anak kos, :) *lucu ya? 6 tahun saya habiskan disini, tahun ke-7 baru kesampaian jadi anak kos! totally different, excited!

Sekarang, jauh sebelum 6 hari sejak saya di sini, niat saya bulat, saya ingin belajar sepuas-puasnya! \\[^_^]//
Apa saja, selama saya masih berkemampuan, saya ingin dapatkan!


*manufacturing hope adalah istilah yang saya sadur dari Dahlan Iskan, untuk sebuah harapan yang ingin dia wujudkan. begitupula saya :)

Kamis, April 05, 2012

Berawal dari suka ngeliat design tata ruang khas orang jepang, penuh...tapi rapi.
Uuuummm...mungkin kebanyakan orang bakal ngeliatnya ini sumpek, tapi buat saya ini unik. Orang Jepang yang suka naruh banyak stuff di ruangannya, tapi tetep enak dilihat karena disusun rapi.
Jadi menginspirasi pengen punya rumah (at least kamar deh) yang unik kayak gitu. 
dari situ, saya mulai suka Jepang!



Dorama, serial khas Jepang yang akhirnya sampe bisa bikin saya tergila-gila. Ceritanya, gaya  bicaranya, bahasanya, settingnya, sampe budayanya bener-bener memesona saya!



Trus jadi penasaran pengen ngerasain sensasi makan mie Ramen, setelah ter-influence serial My Madonna dan kartun Crayon Sinchan,,heheheheh.
Dan ternyata, Ramen itu enak!
saya suka daging asapnya, huuuummm...slruuuphh, とてもおいし... totemo oishi...!!





Pakaian tradisionalnya, Yukata, yang warna-warni dan cerah ceria bikin gadis-gadis Jepang jadi keliatan lucu, kayak boneka! ^^








Akhirnya bikin jadi mupeng banget buat nyoba Yukatanya,, sambil pose bareng produk asli made in Japan! 
ハンサムよね?hahahahhaha....
*gimana...gimana...saya sudah seperti gadis jepang belum?hehhehe.

 Rasanya pasti exciting banget bisa jadi satu dari banyak orang disepanjang jalan.
ikut berlalu lalang di bawah barisan pohon-pohon cantiknya, sambil sesekali kena guguran daunnya.... waaaaaaaa.....すごい ! ^,^



 

...dan sampai hari ini, saya masih terus bermimpi untuk bisa menginjakkan kaki di negeri sakura itu, Jepang !!!

Rabu, Maret 21, 2012

Sering kita dengar petuah, “masalah tidak akan mudah diselesaikan jika dihadapi dengan kekerasan”.
Memang, karena pada dasarnya, sikap dan reaksi marah yang tidak tepat hingga menimbulkan kekerasan itu saja sudah merupakan sebuah masalah sendiri, bagi pemiliknya.

Beberapa hari yang lalu, sebuah berita “kemarahan” kembali mencuri perhatian publik.
Bukan…,
bukan tentang demo anarkis mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM, bukan tentang aksi reaktif anggota dewan yang sibuk membela diri menutupi korupsinya, juga bukan berita perkelahian artis ibukota yang tidak pernah habis tayang di infotainment.
Bukan itu.

Mungkin lelah kita menyimak berita tak menyenangkan setiap hari, kriminalitas masyarakat yang makin menjadi hingga para pejabat yang makin tak berbenah diri.
tapi yang ini, lain lagi:
Ini tentang seorang menteri yang “mengamuk” di jalan tol.
Jujur, berita pagi itu membuat saya tersenyum.
Bukan senyum menyindir seperti saya menyimak para politisi yang selalu ingin menang sendiri.
Tapi aksi beliau (kembali) mengejutkan saya, excited!

aksi Dahlan Iskan di pintu Tol Semanggi (www.hariansumutpos.com)
Ya, saya yakin berita ini juga sudah tidak asing lagi.
Sekedar untuk menyegarkan ingatan kita, ini tentang liputan berita di beberapa channel televisi beberapa waktu lalu, yang menanyangkan aksi seorang Dahlan Iskan yang pada suatu pagi dengan gusar mendatangi penjaga pintu tol Semanggi.
Apa yang beliau lakukan memang bukan tanpa alasan, lelahnya menunggu antrian kendaraan yang sempat mengakibatkan kemacetan panjang itu membuatnya tak tinggal diam. Saat mencari tau penyebab antrian tersebut, ia semakin dibuat memerah karena ternyata dua dari empat pintu tol tidak dibuka karena penjaga pintu belum datang!
 “ooohh…my God, what the hell?”
#dalam benak saya, “masalah klasik, Indonesia banget deh…! Kalo bukan soal mencontek, ya telat. (bibit-bibit korupsi tuh!)”
*jadi teringat, bagaimana akhirnya saya menyangkal pengetahuan sejak dulu bahwa jalan tol adalah jalan bebas hambatan, ternyata saya merasakan kemacetan juga selalu ada disana. Mengecewakan!

Dan masih dengan marah, ia sempat bembanting kursi di ruang loket penjaga. tak hanya itu, ia lantas membuka paksa dua palang pintu tol yang masih tertutup itu untuk bisa dilewati kendaraan yang sudah menunggu lama. Dan hasilnya, seratusan mobil bebas melintas di pintu tol tersebut. Tentu saja, tanpa perlu membayar alias GRATIS!!!

Wow……..ini baru pejabat jempolan!
Sebuah marah yang membangun.
Setidaknya ini menjadi koreksi bagi pihak terkait agar lebih memperhatikan tanggung jawabnya, untuk Indonesia yang lebih baik, tentu saja.

Dahlan Iskan ketika dipanggil Presiden SBY untuk diangkat sebagai Menteri BUMN
(politik.kompasiana.com)
 Saya jadi terpikir, seandainya ada Dahlan Iskan-Dahlan Iskan lain yang hidup dalam jiwa-jiwa pejabat lainnya.
Yang tak harus bermobil mewah untuk berangkat melayani masyarakat.
Yang tak hanya prihatin dari balik meja atas kondisi negara.
Yang bersedia membela rakyat dan tak pandang kastanya.
Sadarkah bahwa pemimpin seperti itulah selalu yang dirindukan?
berjiwa besar memberi sebuah keteladanan.

 Tuhan menjadikan manusia sebagai khalifah fil ardhi, pemimpin di muka bumi.
Sudah seharusnyalah menjadi contoh baik bagi masyarakatnya, lingkungannya, keluarganya, dan dirinya sendiri.



Jumat, Maret 16, 2012

Jika saya adalah seorang presiden Indonesia, saat ini, saya pastikan surat ini jadi tamparan pedas buat saya.
Terlalu nyata untuk menyebut tulisan ini sebagai sebuah karangan belaka,
ini adalah suara hati seorang rakyat yang (sebenarnya) cinta pada negerinya, presidennya.
semoga bisa menginspirasi kawan-kawan pembaca, dan tentunya presiden kita.

Untuk (Tuan) Presiden
by: Fahd Djibran
Pak Presiden yang baik,

Tentang kenaikan harga minyak, kami mungkin tidak pandai berhitung: Bagaimana sebenarnya harga minyak ditentukan? Bagaimana neraca perekonomian nasional diperlakukan? Atau pertimbangan apa yang dipakai sehingga satu-satunya pilihan untuk ‘menyelamatkan seluruh bangsa’ harus sama dan sebangun dengan menaikkan harga-harga? Bagi kami, angka-angka selalu terdengar sebagai ilusi belaka, Pak. Setiap hari kami mendengar satuan ‘miliar’ atau ‘triliun’ disebutkan dalam berita-berita, tanpa pernah benar-benar melihatnya dalam bentuk yang sesungguhnya—apalagi menghitungnya satu per satu.

Hidup kami sederhana, disambung lembaran-lembaran uang recehan. Ilmu hitung kami kelas rendahan: berapa untuk makan sehari-hari, uang jajan anak sekolah, biaya transportasi, biaya listrik bulanan, dan kadang-kadang cicilan motor, dispenser atau DVD player. Tak perlu kalkulator. Bila sedang beruntung, kami bisa punya sisa uang untuk jalan-jalan di akhir pekan. Bila sedang sulit, kami tidak kemana-mana, Pak: Kami mencari kebahagiaan gratisan di televisi—meski kadang-kadang justru dibuat pusing dengan berita-berita tentang beberapa anak buah Bapak yang korupsi.

Tahukah Bapak, dalam televisi, juga koran-koran dan majalah: kami seperti tak punya presiden! Kami seperti tak punya pemimpin! Negara ini terlanjur dikuasai para bandit, Pak!

Ah, mungkinkah Bapak tak sempat menonton TV atau membaca koran sehingga Bapak tak mengetahuinya? Tapi, kemana saja sih Bapak selama ini? Mengapa hanya muncul untuk bernyanyi, mengucapkan belasungkawa, atau membacakan pidato-pidato bernada lemah yang berisi kabar buruk, permohonan maaf, dan keprihatinan?

Kami, rakyat biasa, sesekali butuh kabar gembira, Pak! Kadang-kadang kami berkhayal bahwa jangan-jangan kami sedang hidup dalam sinetron? Mungkinkah yang berpidato di televisi itu bukan Bapak—tapi kembaran Bapak yang menyamar atau tertukar? Mungkinkah kepala Bapak terbentur batu dan lantas hilang ingatan? Tetapi, tentu saja itu bukan kabar gembira.

Pak Presiden yang baik,

Kelak bila harga BBM naik, dengan gagah dan baik hati konon Bapak akan memberi kami kompensasi: Bapak akan membuat kami mengantre untuk mendapatkan uang bantuan agar kami tak merasa kesulitan. Tapi, pikiran kami sederhana saja, Pak, benarkah Bapak suka melihat kami mengantre—panjang-mengular dari Sabang sampai Merauke? Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak suka terlihat miskin, apalagi menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang untuk dibagikan kepada kami, pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan ‘perekonomian nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan BBM, pakailah uang kami itu: kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan bangsa!

Bila perlu, berdirilah di hadapan kami, katakan apa yang negara perlukan dari kami untuk menyelamatkan kegawatan bencana ekonomi negara ini? Bila Bapak perlu uang, kami akan menjual ayam, sapi, mesin jahit, jam tangan, atau apa saja agar terkumpul sejumlah uang untuk melakukan pembangunan dan penyelamatan perekonomian bangsa. Bila Bapak disandra mafia, pejabat-pejabat yang bangsat, atau pengusaha-pengusaha yang menghisap rakyat, tolong beritahu kami: siapa saja mereka? Kami akan bersatu untuk membantumu melenyapkan mereka. Tentu saja, semoga Anda bukan salah satu bagian dari mereka!

Pak Presiden yang baik,

Dengarkanlah kami, berdirilah untuk kami, berbicaralah atas nama kami, belalah kami: maka kami akan selalu ada, berdiri, bahkan berlari mengorbankan apa saja untuk membelamu. Berhentilah berdiri dan berbicara atas nama sejumlah pihak—membela kepentingan-kepentingan golongan. Berhentilah jadi bagian dari mereka yang akan kami benci sampai mati. Jangan jadi penakut, Pak Presiden, jangan jadi pengecut!

Buanglah kalkulatormu, singkirkan tumpukan kertas di hadapanmu, lupakan bisikan-bisikan penjilat di sekelilingmu! Lalu dengarkanlah suara kami, tataplah mata kami: tidak pernah ada satupun pemimpin di atas dunia yang sanggup bertahan dalam kekuasaannya jika ia terus-menerus menulikan dirinya dari suara-suara rakyatnya!

Pak Presiden,

Sekali lagi, tentang kenaikan harga minyak, barangkali kami memang tak pandai berhitung. Tapi, sungguh, kami tak perlu menghitung apapun untuk memutuskan mencintai atau membenci sesuatu; termasuk mencintai atau membencimu!

(jika ingin me-repost tulisan ini dan disebarkan seluas-luasnya, dipersilahkan! :)
Thanks for allowing me to repost, ya Fahd!  :)

Minggu, Maret 11, 2012


Ini sebuah tautan yang dibuat oleh kawan saya (dan bisa saya pastikan bahwa karya gila ini adalah sebuah kebanggaan besar buat dia). Berawal dari sebuah obrolan via chatting facebook, dan seperti biasa...gak lengkap rasanya kalo belum keluar jailnya.
Diawali dengan sedikit basa-basi... bertanya kabar, bla..bla..bla.. 
dan TADAAAAAAAAAAAAA......... di sini ujungnya;


dasar gembul,,
kawannya berduka gini masih bisa dipake becanda.
tapi jujur, saya mpe ngakak guling-guling bacanya.
sambil ngomong dalem hati,
"sial...emang segitu nelangsanya saya?!"
(heran...sempet-sempetnya ni anak survei luas wilayah dulu, macam petugas sensus penduduk aja!)

hehehehehhe....
nice guy,
tunggu pembalasan saya...!!! 



aku pikir...
aku akan bisa bersamamu di akhir pekan,
menemanimu atau sekedar jalan-jalan,
puas melepas penat di tepi pantai,
lalu mencari warung seafood favorit kita,
seperti katamu, bertukar menu...
berdua saja.

aku mau...
selalu lebih dulu membukakan pintu
saat kau pulang ke rumah mungil kita,
menyambutmu dengan secangkir teh melati hangat,
sambil memijat pundak letihmu,
hingga tak jarang kau tertidur...

aku ingin...
merapikan kemeja dan dasimu
yang seringkali tak kau perhatikan,
aku yang setiap pagi menyemangatimu dengan sarapan buatanku,
dan mengantarmu sampai depan pintu sambil merangkulku.

aku...
yang setia membangunkanmu dengan mesra,
mengecup keningmu agar kau cepat terjaga,
akulah...orang pertama yang akan kau tatap saat matamu membuka.

dan aku kini...
yang nyatanya hanya sedang bermimpi,
yang menemuimu dan mengajakmu merangkai hari,
tapi hanya dalam hati...

aku,
yang menyadari...
cerita ini sudah selesai, bahkan sebelum semuanya sempat dimulai...




Sabtu, Maret 10, 2012


pernah patah hati?
aku baru tau,
ternyata ngilu….
di sini nih….di atas lambung, di tengah dada, sedikit ke kiri

sejurus, ngilunya menjalar-jalar
lewat pembuluh darah
nyebar dari atas sampai ke bawah

melumpuhkan sistem kerja otak kiri,
pengen ngomong macem-macem tapi gak satu katapun yang terurai
semuanya ngumpul di kepala, saling tindih, desak-desakan, sibuk sendiri

bisa ditebak ujungnya, otak kanan yang bekerja
menyetir emosi...
bikin perintah dadakan ke kelenjar airmata
entah dapet pasokan darimana,
seenaknya maen ngalir, kayak banjir

jadi repot kan?
bantal basah…
buang-buang tissue…bikin sampah
mata merah…
nyisain bengkak…besok pagi